Sabtu, 21 Mei 2011

Palestina (Barat-Israel menjajah negeri-negeri Muslim di Timur Tengah) dan Memerangi Terorisme Internasional (Barat menaklukan dunia Islam).
3. Otak teroris dunia adalah CIA-AS dan Mossad-Israel. Cara-cara yang dipergunakan ialah berbohong, menipu dan memitnah, yang disajikan secara ilmiah melalui media massa dan memasukan agen-agen CIA-AS ke lembaga sipil dan militer di seluruh dunia Islam. Ratusan peristiwa teror besar di dunia (sebagaimana telah diungkapkan dimuka) adalah hasil rekayasa CIA-AS dan Mossad-Israel.Kekacauan yang menimpa seluruh dunia dalam abad XX-XXI adalah sebagian besar disebabkan oleh rencana jahat CIA-AS.
4. Apabila umat Islam hingga saat ini masih percaya dan bekerjasama dengan CIA-AS yang jahat dan kejam itu, maka berarti umat Islam telah menjadi antek/budak CIA-AS, baik karena kebodohan, maupun karena mendapatkan kekuasaan dan kekayaan dari mereka.Haram hukumnya umat Islam menjadi budak CIA-AS!

V. TERORISME DI INDONESIA.
1. Bom Bali I.
Pada bulan Juni 2002, Umar al Faruq (warga negara Yaman) ditangkap di Bogor oleh aparat keamanan negara. Dan padanya disita satu film video dan surat-surat serta kuitansi-kuitansi yang menyebutkan nama beberapa orang Indonesia. Tetapi anehnya Umar al Faruq tidak ditahan, diperiksa dan diadili di Indonesia, tetapi malah dideportasi ke Amerika Serikat atas permintaan CIA-AS.
Film video tersebut pernah diputar di depan Komisi I DPR-RI, yang berisi tayangan latihan perang-perangan dengan senjata laras panjang dan pedang, yang diikuti oleh orang-orang yang berwajah Melayu/Indonesia dan dipimpin oleh seorang yang berwajah Arab dan berjenggot, yang diduga bernama Umar al Faruq.
Kemudian pada awal September 2002, majalah Time Amerika Serikat memuat laporan CIA-AS bahwa Umar al Faruq adalah jaringan teroris Al Qaedah, yang merencanakan beragam teror di Indonesia, termasuk rencana pembunuhan Presiden Megawati Soekarnoputri. Berita Time tersebut menggegerkan rakyat Indonesia, apalagi setelah kedutaan besar Amerika Serikat di Jakarta dan konsulat Jenderal Amerika Serikat di Surabaya ditutup, dengan alasan akan adanya teror di Indonesia. Reaksi ini mendorong pemerintah RI mengirmkan tim investigasi yang terdiri atas Polri,TNI dan Intelijen ke Amerika Serikat. Tetapi disana Tim tersebut tidak bisa bertemu dengan Umar al Faruq untuk dapat melakukan pemeriksaan atas dirinya, tetapi hanya bertemu dengan pejabat CIA-AS. Dan dari CIA-AS, Tim investigasi mendapatkan laporan tertulis tentang Umar al Faruq.
Sebelum Tim investigasi pulang dari Amerika Serikat, pada tanggal 12 Oktober 2002, malam terjadilah “Teror Bom Bali I”, di dua tempat yaitu di Sari Club dan di Paddy Club Denpasar Bali. Ledakan pertama di Sari Club dengan menggunakan bom mobil mini bus L 300 Mitsubishi, yang tidak membawa korban manusia; sepuluh menit kemudian ledakan dahsyat terjadi di Paddy Club,yang membunuh 183 orang dan ratusan orang yang mengalami cidera. Jarak antara Sari Club dengan Paddy Club adalah 50 m.
Dalam penelitian di lapangan diperoleh fakta bahwa bom di Sari Club dengan menggunakan jenis bahan peledak “amonium nitrat dan belerang” (bahan peledak yang biasa digunakan para nelayan dilaut; sedangkan bom di Paddy Club menggunakan jenis bahan peledak yang disebut “Sepecial Atomic Demolition Munitions” (SADM) atau dinamakan juga “nuklir mikro” (Micro Nuke) dengan kekuatan ledak setara 2-100 H.E. TNT; demikian ungkap Letnan Jenderal (pur) Z.A.Maulani (mantan kepala BAKIN). Dan keterangan Z.A.Maulani diperkuat oleh Joe Vialli, analis intelijen Australia, Dan jenis bom SADM ini hanya dimiliki oleh Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Israel dan Rusia. Tetapi menurut tim investigasi gabungan (Polri, CIA-AS, M12-Inggris dan ASIS–Australia) bahwa bom di Paddy Club terdiri atas “TNT, Amonium nitrat dan hydrogen”. Dan bahan-bahan tersebut tidak mungkin didapatkan di Indonesia, mesti dimasukan dari luar negeri.
Selanjutnya, pada 15 Oktober 2002,surat kabar di Taiwan “Taiwan News” memberitakan bahwa Ketua Koumintang (Parlemen Taiwan) Lee Chuan Chio menyatakan bahwa Pemerintah Taiwan pada hari Jum’at 11 Oktober 2002, telah diberitahu oleh Amerika Serikat bahwa pada 12 Oktober 2002, akan ada teror bom di Bali; tetapi pemerintah Taiwan tidak mengambil langkah-langkah untuk menyelamatkan warga Taiwan yang berad di Bali. Bahkan “Sydney Morning Herald”, surat kabar Australia, terbitan 16 Oktober 2002 memberitakan bahwa CIA-AS telah menyampaikan informasi kepada pemerintah Australia dua minggu yang lalu bahwa Bali akan menjadi sasaran teror internasional. Karenanya Warren Reed, mantan dinas rahasia Australia (ASIS), merasa heran bahwa teror Bom Bali bisa terjadi, kemana intelijen-intelijen Amerika Serikat, Inggris, Australia, Taiwan, Singapura, Philipina dan Indonesia? Lebih jauh dari itu , surat kabar “The World To Day” terbitan tanggal 16 Oktober 2002 dan “The Guardian” terbitan 17 Oktober 2002 melaporkan bahwa CIA-AS telah memberi tahu akan terjadinya teror bom Bali kepada Washington (Amerika Serikat), London (Inggris) dan Canberra (Australia).
Belum lagi Tim investigasi gabungan selesai melakukan penelitian, serta merta pada 14 Oktober 2002 Presiden George W. Bush, Perdana Menteri Toni Blair dan Perdana Menteri John Howard menuduh dan memitnah bahwa teror bom Bali dilakukan oleh Al Qaedah dengan mitra lokalnya Jamaah Islamyah di bawah pimpinan Abu Bakar Baasyir. Tuduhan dan fitnah dari kepala pemerintahan Amerika Serikat, Inggris dan Australia disambut baik oleh Matori Abdul Jalil (Menteri Pertanahan RI) dan Let.Jend (purn) Susilo Bambang Yudhoyono (Menko Polkam RI).
Karenanya pada 15 Oktober 2002, keluarlah Resolusi DK-PBB No.1438/2002 yang menetapkan Jamaah Islamiyah dibawah pimpinan Abu Bakar Baasyir sebagai organisasi teroris internasional. Dengan keluarnya Resolusi DK-PBB No.1438/2002, tertanggal 15 Oktober 2002, maka pemerintah RI, pada 18 Oktober 2002, mengeluarkan Perppu No.1 Tahun 2002 dan No.2 Tahun 2002 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme.
Dari fakta-fakta yang terungkap dimuka, kami akan menganalisa dan menyimpulkan ha-hal sebagai berikut :
Pertama; bahwa Umar al Faruq adalah agen CIA-AS yang disusup ke Indonesia untuk merekrut tenaga-tenaga teroris di Indonesia. Karenanya tatkala ia ditangkap disini oleh aparat keamanan Indonesia langsung diserahkan ke CIA-AS. Bahkan tatkala Tim investigasi Indonesia mau memeriksa Umar al Faruq di Amerika Serikat tidak bisa bertemu. Tim hanya memperoleh “hasil pemeriksaan CIA-AS terhadap Umar al Faruq. Dan sekarang diberitakan oleh CIA-AS , Umar al Faruq telah melarikan diri dari penjara Afghanistan.
Kemudian film video yang disita dari Umar al Faruq bisa dipastikan film video rekayasa agen-agen CIA-AS. Karena berdasarkan ilmu intelijen tidak mungkin organisasi bawah tanah ( organisasi teroris ) merekam segala kegiatan mereka dengan film video .Ada prinsip di dalam menghilangkan dokumen bagi gerakan organisasi di bawah tanah, yaitu “read and burn” (baca dan bakar/musnahkan).
Kedua; bahwa teror bom Bali ( 12 Oktober 2002) dilakukan oleh agen-agen CIA-AS . Hal ini terbukti dua minggu sebelum terjadinya teror tersebut, CIA-AS telah memberi tahukan negara-negara sahabat Amerika Serikat seperti Inggris, Australia, Taiwan, Singapura bahwa di Bali akan terjadi Teror. Lebih meyakinkan lagi jenis bom di Paddy Club, yang membunuh 183 orang dan melukai ratusan orang lainnya adalah jenis SADM; yang jenis bom tersebut tidak mungkin dimiliki oleh Amrozi dan kawan-kawannya.
Ketiga; bahwa 14 Oktober 2002; artinya tiga hari setelah terjadinya teror bom Bali (12 Oktober 2002) secara terbuka Presiden George W.Bush, Toni Blair dan John Howard menyatakan kepada media massa bahwa teror tersebut dilakukan oleh Al Qaedah dengan bekerjasama mitra lokalnya yaitu Jamaah Islamiyah. Peristiwa semacam ini tidak wajar, karena mereka bukan pejabat kepolisian dan intelijen, yang berwenang melakukan penyelidikan dan mengumumkan hasilnya. Secara tersirat pernyataan tersebut adalah suatu pengakuan bahwa teror bom Bali adalah rekayasa CIA-AS, M12-Inggris dan ASIS-Australia.
Keempat; Amrozi dan kawan-kawannya adalah tenaga aksi-aksi teror di lapangan, yang direkrut oleh agen-agen CIA-AS seperti Umar al Faruq, baik karena faktor kemiskinan maupun karena faktor kebodohan.
2. Bom Bali II.
Karena sudah adanya semacam “pembenaran” (justifcation) oleh aparat peradilan (polisi, jaksa dan hakim) bahwa teror bom Bali I dilakukan oleh “teroris lokal Indonesia”, maka teror bom Hotel Mariot Jakarta, bom bunuh diri Kedutaan Besar Australia Jakarta, dimana yang tewas bukan orang-orang Amerika Serikat, Inggris dan Australia, malah rakyat kecil bangsa Indonesia sendiri, maka cara penyelidikannya dikembangkan dan berdasarkan pengakuan terpidana teror bom Bali I dan para tersangka baru. Maka hasilnya didapatkan bahwa para tokoh Teroris Indonesia, selain Umar al Faruq, ada tiga lainnya yaitu Hambali (Indonesia), Dr.Azahari (Malaysia) dan Nurdi M Top (Malaysia).
Kemudian Hambali yang mempunyai isteri orang Thailand, pada tahun 2004 ditangkap di Thailand, dan oleh aparat keamanan Thailand, Hambali diserahkan ke CIA-AS ; dan katanya sampai sekarang ia ditahan di penjara Guantanamo Amerika Serikat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar