Selasa, 17 Mei 2011

(1320-1384); ia seorang pendeta dan guru besar dari Universitas Oxford Inggris. Ia menyatakan bahwa Paus bukanlah Wakil Tuhan di bumi dan Paus malah anti Tuhan. Walau Paus menghukum John Wyclif, tetapi karena ia mendapat dukungan dari para intelektual kampus dan para politisi, akibatnya ajaran John Wyclif terus berjalan.
Selanjutnya Martin Luther (1483-1546), seorang pendeta dan guru besar theology di Universitas Wittenberg, pada tahun 1517 menyatakan keluar dari Gereja Khatolik Roma. Pada tahun 1520 Paus ke X mengucilkan Martin Luther dan Kaisar Roma yang suci, Charles X, menghukumnya sebagai orang murtad. Tetapi karena pengikut-pengikut Martin Luther banyak, bahkan keluarga Istana / Raja, maka penghukuman tidak efektif, sehingga terjadi perang agama antara pengikut Luther dengan pengikut Khatolik yang cukup lama di Jerman. Baru pada tahun 1555 terjadi perdamaian di Scuberg Jerman, dimana Kaisar Roma mengakui ajaran Martin Luther sebagai salah satu aliran / sekte Kristen. (Carlton J. H. Hays et.al; 1955: 457-458.).
Lahirnya gereja Luther sebagai gereja Kristen Protestan, tidak utuh sebagai suatu sekte / aliran gereja. Kristen-Protestan telah terpecah-pecah kepada berpuluh-puluh sekte / aliran, yaitu:
-         Gereja Methodis
-         Gereja Christian Science
-         Gereja Advent; dan sekte adven ini terpecah lagi kepada beberapa sekte
-         Gereja Norman
-         Gereja Neo-Luther
-         Gereja Saksi Jehova
-         Gereja Bala Keselamatan
-         Gereja Menorit
-         Gereja Baptis; dan sekte Baptis ini terpecah lagi kepada puluhan sekte
-         Gereja Pantekosta; dan sekte, dan diantara lain sebagai berikut:
-         Gereja Pantekosta Serikat
-         Gereja Pantekosta Almasih
-         Gereja Jamaah Isa Almasih
-         Gereja Thabernakul
-         Gereja Jemaat cahaya
-         Gereja Bethel Injil sepenuh
-         Gereja Kristus Roh Kudus
-         Gereja Hakka Pantekosta
-         Gereja Jemaat Alah
Pada abad XVI ini pulalah Gereja Khatolik-Roma pecah pula menjadi beberapa sekte, seperti antara lain:
-         Gereja Santa Ursula
-         Gereja Dominican
-         Gereja Jesuit
-         Gereja Fransiscan
-         Gereja Legio Marius
-         Gereja Muda Khatolik
-         Gereja Carmelit; dan lain-lain
Disamping Martin Luther dari Jerman yang memberontak kepada Paus dari Khatolik-Roma, tampil pula Joh Calvin (1509-1564) dari Perancis menyatakan keluar dari gereja Khatolik-Roma. Karena di hukum murtad oleh Paus, maka ia mengungsi ke Jenewa Swiss, dari 1536 sampai meninggalnya tahun 1565. ajaran Calvin terpecah menjadi dua sekte, yaitu:
-         Gereja Anglikan
-         Gereja Neo Calvin. (Carlton J.H. Hays, et.al; 1955: 66).
Dari ajaran penebusan dosa sebagaimana disebutkan dimuka, timbullah satu keyakinan dalam dada setiap umat Kristen bahwa mereka adalah umat yang selamat (saved) dan umat yang bukan Kristen adalah umat celaka (damned). Bahkan mereka beranggapan bahwa umat yang bukan Kristen adalah orang-orang buas dan biadab yang perlu ditaklukan dan dijajah. Hal ini tampak jelas dari ucapan Mark Twain yang dimuat di dalam buku “Arabia: The Cradle of Islam”, yang antara lain berbunyi: “tanda waktu cukup menunjukan dengan jelas apa yang akan terjadi. Semua negeri orang buas dan biadab di dunia segera berada di bawah penaklukan Pemerintah Kristen Eropa. Makin cepat penyegrapan terhadap mereka dilakukan sampai selesai, makin baik untuk orang-orang liar itu.”
Sejalan dengan kayakinan di atas, maka orang-orang Kristen kulit putih Eropa, telah menempatkan diri mereka sebagai bangsa terpilih dan terbaik, yang mempunyai hak untuk memperbudak umat manusia di luar Kristen yang selain kulit putih. Dengan demikian bangsa kulit putih eropa merasa bahwa mereka adalah manusia kelas pilihan yang mulia dan terhormat. Perasaan semacam ini tumbuh didasarkan dua faktor yang ada pada mereka, yaitu faktor ajaran agama Kristen dengan ajaran penebusan dosanya dan faktor ras/bangsa kulit putih Eropa.
Rasa superioritas Kristen-Eropa ini digambarkan oleh Rudyard Kipling dalam sajaknya yang berjudul “The White Man’s Burden”; yang berbunyi:
"Pikullah bebanmu, hai orang kulit putih,
Kirimlah turunanmu yang terbaik,
Wajibkan mereka ke negeri asing,
Untuk melayani kebutuhan tawananmu,
Menunggu dengan tabah,
Menunggu dengan tabah,
Menjaga tawanan liar dan buas,
Setengah bocah, setengah syaitan."
Senada dengan ucapan R. Kiplling ini, tokoh imperialis Inggris terkenal yaitu Cecil Rhodes yang mempunyai gagasan untuk menguasai benua Afrika dari Tanjung Harapan Mesir, berkata: “Aku menyatakan bahwa kita adalah ras pertama dalam dunia ini dan makin luas dunia yang kita duduki makin baik untuk umat manusia …. Bila ada Tuhan maka apa yang diinginkan-Nya untukku adalah supaya aku mencatat peta dengan tinta merah seluas mungkin untuk inggris di Afrika”.
Pandangan superioritas Kristen-Eropa terhadap umat yang bukan Kristen dan bukan Eropa telah tumbuh secara merata diseluruh Kristen-Eropa. Tokoh-tokohnya antara lain yaitu Sir Gerge Grey, Alfred Rombaud, Joseph Chamberlin, Livingstone, Zwammer, Henry Marton Stanley, John Seely, J.A Froude, Alfred Le Chatelier, Paul Bucher, Bismarck dan lain-lain. (O. Hashem; 1968: 13-15).
Pandangan hidup umat Kristen bahwa mereka adalah umat superior dan menganggap umat lainnya hina dan rendah, biadab, setengah manusia dan setengah monyet, mereka tunjukan terutama kepada umat Islam. Dengan berdalih untuk kepentingan ilmiah, mulailah umat Kristen melakukan penyelidikan tentang Islam dan kaum MUslimin. Studi ini kemudian terkenal dengan nama “Orientalisme”; prakarsa pertama adalah para pendeta Kristen. Seperti antara lain Jerbert de Oraliac (938-1003) adalah seiorang pendeta Katholik yang pergi belajar ke Andalusia (Spanyol Islam pada perguruan tinggi Islam di Civilla dan Cordova. Kemudian pada tahun 999-1003 dia diangkat menjadi Paus pertama di Perancis. Dicuil (1125) adalah seorang pendeta Irlandia yang pergi ke Mesir untuk menyelidiki Islam. Pierra Le Venerable (1094-1156) adalah seorang pendeta dari Perancis yang belajar di Andalusia; demikian juga Dalail of Marley, Gerard de Cremon dan lain-lain. (Ismail Jacob; 1970: 21-22).
Bukti-bukti tentang pandangan yang menghina dan merendahkan Islam, yang dilakukan oleh para orientalis Kristen, antara lain:
-              Joanis Damascendi (700-749) dalam bukunya "Disputatio Saraceni et Christianti" (Perselisihan Islam dan Kristen) menulis bahwa "Nabi Muhammad adalah Nabi palsu yang bemama Mamed; dan Islam adalah agama berhala".
-              Rheopanus Confessor (mati 817) dalam bukunya "Chronographa", menulis: "Tahun ini Mouamed, pemerintah dan Nabi palsu dari kaum Sarasen mati .... ia tidak hanya miskin, juga menderita penyakit ayan”.
-              Nicolas Byzantius (880) dalam bukunya "Reputatio Mohmamad" sebagai nabi palsu, amat dungu, pembohong yang tak bermalu, anak syaitan. Al-Qur'an adalah buku yang bohong dan dongeng".
-              Ricardo da Monte (1350) dalam bukunya "Liber Peugrinaciobis", menulis: "Pencipta agama Islam adalah syaitan yang membuat jalan untuk Dajjal".
-              Dante (mati 1321) dalam bukunya "Intermo", menulis: "Nabi Muhammad masuk neraka tingkat kesembilan bersama penabur skandal dan penyeleweng".
-              Martin Luther (1483-1546) dalam bukunya "Verlegwig Akarwa Bruder Ricaldi", mengatakan: "Nabi Muhammad adalah kepala perampok, pemuas hawa-nafsu, penderita penyakit ayan, mempunyai sifat-sifat syaitan".
Dengan dalih sebagai hasil studi ilmiah yang mereka lakukan, akhimya mereka menyimpulkan:
=              Nabi Muhammad adalah orang yang suka berkhayal dan dihinggapi penyakit ayan dan penyakit jiwa;
Al-Quran adalah saduran antara Kitab Taurat (Perjaniian 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar