Rabu, 18 Mei 2011

Kemudian bab-bab lain yang sukar sekali diterima sebagai tulisan Nabi Musa ialah: kitab Keluaran; 6:26-27; 11:3; 16:35-36. kitab Imamat orang Lewi; 18:24-28; kitab Bilangan; 2:12.
Selanjutnya, jika diteliti dengan mendalam, menyebabkan banyak para sarjana mempunyai keyakinan bahwa tulisan Nabi Musa banyak berwujud bahan-bahan maknawi, dan kitab Taurat dalam bentuknya sekarang ini, bukan pekerjaan satu orang, melainkan pekerjaan banyak orang, yang hampir berdasarkan ingatan, hafalan, dan cerita-cerita turun-temurun. Demikian pula dalam masalah hukum, kitab ini tampak adanya pertentangan, dan pertentangan tersebut bukan mengenai hal yang bukan penting, melainkan mengenai hukum yang pokok”. (Maulana Muhammad Ali; 1986: 46-47).
Lebih jauh dari itu, di dalam kitab Ulangan, 7:14 yang berbunyi: “Hanya kamu yang dipilih oleh Tuhanmu supaya menjadfi bangsa yang paling istimewa menguasai semua bangsa yang ada dipermukaan bumi ini”. Rumusan tersebut lahir dari pikiran manusia rasialis dan arogan. Karena tidak mungkin Tuhan yang Maha mengetahui dan Maha adil, yang menguasai alam semesta (universum) akan mengangkat suatu kaum/bangsa, menjadi kaum/bangsa istimewa, yang berhak menguasai, menjajah, memperbudak semua bangsa non Yahudi tanpa persyaratan apapun. Apalagi dalam realitas sejarah, kaum Yahudi sejak 722 SM telah dikuasai/dijajah oleh Raja Salma Nazar, kemudian pada tahun 677 SM berpindah tangan ke Raja Assyiria, pada tahun 610 SM, Raja Fir’aun dari Mesir menguasai Palestina, lalu pada tahun 606 SM Raja Babylonia menggantikan Fir’aun; kemusian kaum Yahudi dijajah oleh Raja Persia; lalu pada tahun 330 SM Raja Iskandar yang agung mengambil alih kekuasaan dari Persia. Kekuasaan kolonial Macedonia di Palestina baru dilepaskan pada tahun 63 SM, yang kemudian diambil alih oleh Raja Romawi. Penguasa kolonial Romawi cukup lama menjajah Palestina yaitu dari 63 SM – 614 (677 tahun). Karena baru pada tahun 614, kaisar Chorsu II dari Persia dapat merebut Palestina. Tetapi pada tahun 627 Romawi dapat mengalahkan Persia di Palestina, sehingga Palestina kembali dijajah Romawi.
Kemudian setelah bangkitnya umat Islam di jazirah Arabia, maka pada 639 Khalifah Umar bin Khattab dapat mengalahkan kekaisaran Romawi di Palestina, sehingga kaum Yahudi berada didalam kekuasaan Islam sampai tahun 1099. (A. Latief Osman; 1960: 9).
Pada tahun 1099 pasukan tentara Salib-Kristen dari seluruh Eropa menyerbu umat Islam di Palestina dan berhasil menguasainya sampai 1187. kemudian umat Islam dibawah pimpinan Sultan Shalahuddin al Ayyubi berhasil merebut kembali Palestina dari kekuasaan kolonial tentara Salib-Eropa pada tahun 1188. tetapi pada tahun 1191 pasukan tentara Salib-Kristen-Eropa berhasil mengalahkan umat Islam di Palestina dan menguasainya sampai 1291; selanjutnya pada akhir tahun itu pula umat Islam di bawah pimpinan Sultan Malikuz Zahir dari Mesir, mengusir pasukan Salib-Kristen-Eropa dari Palestina untuk selama-lamanya.
Seterusnya pada tahun 1517 Palestina jatuh ke dalam kekuasaan umat Islam Turki dibawah pimpinan Sultan Salim dari dinasti Ottoman sampai tahun 1917. tetapi Turki Ottoman, sebagai negara yang kalah perang dari Inggris (negara yang menang perang) pada tahun 1917. dan keputusan Liga Bangsa-Bangsa (Convenant of the League of Nations) pada tahun 1922, Palestina dan Yerussalem berada dibawah mandat dari Liga Bangsa-Bangsa, dan Menteri Luar Negeri Inggris “Balfour” telah berkirim surat kepada tokoh Zionisme-Yahudi dibawah tanah “Lord Rotschild”, yang menjanjikan kepada kaum Yahudi bahwa Palestina akan menjadi tanah air (national home) bangsa Yahudi dikemudian hari. Pernyataan ini terkenal dengan nama “Deklarasi Belfour”.
Deklarasi Belfour tersebut , menurut Menteri Luar Negeri Inggris “Anthony Nutting” (1954-1956) adalah suatu konspirasi Negara-negara Kristen Eropa dan Amerika Serrikat utuk merebut Palestina dari tangan umat Islam dan memberikannya kepada kaum Yahudi dengan cara licik. Karena perbandingan penduduk Palestina yang beragama Islam/Arab dengan Yahudi pada saat itu 92%:8%. Dan hasil konspirasi negara-negara Kristen Eropa dan Amerika Serikat serta kaum Yahudi, maka pada bulan Mei 1948 negara Yahudi/Israel didirikan. (Anthony Nutting; tanpa tahun: 1-3).
Berdasarkan fakta sejarah kaum Yahudi sejak tahun 722 SM sampai 1948 telah dikuasai oleh penguasa asing yang silih berganti, sehingga kaum Yahudi sebagian terbesar telah mengungsi ke berbagai pelosok dunia, sampai yang tinggal di Palestina hanya 8% dari jumlah penduduk. Keadaan seperti ini adalah wajar, karena kaum Yahudi selama 2670 tahun telah terjajah dan tersisih dari Palestina.
Oleh karena itu, bunyi firman Tuhan (Yahwe) dalam kitab Ulangan, 7:14 benar-benar palsu. Sebab, apabila firman Tuhan itu benar, maka kaum Yahudi sebagai bangsa istimewa yang harus menguasai bangsa-bangsa di dunia, tidak mungkin terjajah selama 2670 tahun lamanya.
Tetapi mengapa rahib-rahib Yahudi merumuskan bunyi surat 7;14 dari kitab Ulangan seperti itu? Jawabannya ialah: pertama, untuk menumbuhkan semangat juang tinggi, agar kaum Yahudi membebaskan dirinya dari penjajahan atas nama Tuhan; kedua, untuk menambahkan kepercayaan diri bagi kaum Yahudi, yang sekaligus menumbuhkan arogansi nasionalisme-Yahudi atas nama agama.
Dasar dari jawaban tersebut di muka sangat relevan/sangat cocok dengan bunyi surat 2:10-16 dari kitab Ulangan: “Ketika kamu sudah mendekati suatu daerah yang kamu tuju untuk kamu perangi, ajaklah mereka untuk berdamai; kalau mereka mau berdamai dan telah banyak memberikan kebebasan kepada kamu, maka tipu dan boleh kamu perbudak. Tetapi jika mereka tidak menyerah, bahkan terus memerangi kamu, maka kepunglah mereka itu. Dan jika Tuhanmu menyerahkan daerah itu ketanganmu, maka pukullah semua kaum laki-lakinya dengan ketajaman pedangmu. Adapun orang-orang perempuan dan anak-anak serta binatang-binatang bahkan semua yang berada disitu boleh kamu rampas semua untuk kepantingan dirimu supaya kamu menjadi bangsa yang paling istimewa mengatasi semua bangsa yang ada dimuka bumi ini”. Lebih jauh dari itu, dalam kitab Talmud yang ditulis oleh rahib Ezra (Uzair), orang suci yang kemudian diyakini oleh kaum Yahudi sebagai anak Tuhan, tampak jelas bahwa kaum Yahudi adalah manusia super istimewa, karena mereka adalah anak Tuhan, yang mempunyai esensi/substansi yang sama dengan Tuhan, sedangkan manusia non Yahudi adalah sama derajatnya dengan hewan. Semua harta kekayaan yang berada di kolong langit hanya teruntuk bagi kaum Yahudi, anak Tuhan. Untuk lebih jelasnya, sebagian dari isi kitab Talmud tersebut, kami tuliskan dibawah ini:
a.       Tuhan (Yahwe) mengizinkan kepada bangsa Yahudi untuk menguasai harta-benda milik manusia non Yahudi.
b.      Tuhan telah menjadikan hewan dan manusia non Yahudi untuk bangsa pilihannya yakni bangsa Yahudi, karena Tuhan mengetahui bahwa kaum Yahudi memerlukan kedua jenis hewan dan manusia.
c.       Semua harta benda selain kepunyaan orang Yahudi dianggap sebagai harta karun yang terbengkalai dan kaum Yahudi berhak menguasainya dan mengaturnya.
d.      Kaum Yahudi adalah kesayangan Tuhan, lebih disayangi dari malaikat-malaikat-Nya sebab kaum Yahudi terdiri dari unsur Tuhan, ibarat anak dari unsur ibu-bapaknya.
e.       Kalau tidaklah karena bangsa Yahudi, lenyaplah keberkahan di bumi ini, tertutuplah matahari dan tidak akan turun hujan.
(LPPA Muhammadiyah; 1978: 16-17).
Diatas landasan doktrin sebagaimana tertuang dalam kitab Ulangan dan kitab Talmud di muka, maka iman, creed, credo kaum Yahudi kepada monotheisme (Tuhan yang Maha Esa), yakni Tuhan Yahwe hanya teruntuk bagi kaum Yahudi. (Carlton J.H. et.al; 1959: 49).
Umat manusia non Yahudi tidak berhak mempunyai Tuhan Yahwe, karena mereka adalah manusia yang sederajat dengan hewan, yang tidak layak mempunyai Tuhan Yahwe.
Berdasarkan uraian yang dipaparkan dimuka, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
Ø      Kitab Taurat dan kitab Talmud, yang ditulis kembali pada abad VI SM berdasarkan ingatan, hapalan dan cerita para rahib, murni karangan para rahib.
Ø      Doktrin theologi tentang keimanan kepada Tuhan yang Maha Esa (monotheisme), yakni “Tuhan Yahwe” yang teruntuk hanya buat kaum Yahudi, benar-benar lahir dari pikiran subyektifital orang Yahudi.
Ø      Ajaran dari kitab Taurat dan Talmud, yang menyatakan bahwa kaum Yahudi sebagai bangasa istimewa, karena mereka anak-anak Tuhan yang substansuinya sama dengan Tuhan Yahwe, suatu pelecehan terhadap Tuhan yang Maha Esa, Maha Agung, Maha Mulia, Maha Kuasa dan Maha Suci. Disamping kesombongan/arogansi kaum Yahudi yang melebihi Iblis.
Ø      Ajaran kitab Taurat, yang menyatakan bahwa orang-orang non Yahudi boleh diperbudak oleh kaum Yahudi adalah menifestasi dari dendam kesumat mereka terhadap kaum non Yahudi, karena telah beribu-ribu tahun telah dijajah oleh bangsa asing dari berbagai pelosok dunia.
Selanjutnya, pengaruh agama Yahudi dengan pandangan hidup Yudaismenya terhadap kaum Kristen dengan pandangan hidup Kristenismenya sangat besar, baik dari doktrin theologinya, diterimanya kitab Taurat (Perjanjian Lama) sebagai kitab suci kedua agama Kristen sampai pada peran politik, ekonomi dan sosial kaum Yahudi terhadap kaum Kristen.
Peran kaum Yahudi yang begitu besar hampir disemua segi kehidupan kaum Kristen, maka mereka menganggap kaum Yahudi sebagai “saudara tua”, sehingga segala kepentingan kaum Yahudi baik ideologi, politik, ekonomi dan sosial harus dibela, apapun resikonya.
Kemudian mengenai peran kaum Yahudi terhadap kaum Kristen, sebagaimana disebutkan dimuka, akan dipaparkan secara luas pada saat pembicaraan tentang Kristen.
1.      Kristen
Berbicara tentang kitab Injil (Perjanjian Baru) yang ada sekarang, memang terlalu banyak bukti bagi setiap orang untuk meragukan: apakah kitab Injil

Tidak ada komentar:

Posting Komentar