Selasa, 17 Mei 2011

terhadap manusia dapat menyebabkan berbagai penyakit seperti kulit, katarak mata. Begitu juga ia dapat mengganggu keadaan iklim dan cuaca secara global di planet bumi ini. (Surat Kabar, Suara Pembaruan, Jakarta, 28 Oktober 1987).
Krisis yang mengancam lingkungan hidup, bukan semata-mata faktor eksploitasi sumber daya alam secara semena-mena dan polusi, tetapi juga dikarena hasil teknologi (bahan buatan manusia). Dewasa ini telah digunakan lebih setengah juta hasil teknologi, yang tidak dapat diramalkan sifat-sifat dari sebagian besar dari padanya, baik secara tersendiri maupun dalam kombinasi satu dengan lainnya, apabila satu kali dilepas kedalam tata lingkungan kehidupan manusia. Dari hasil penelitian kita mengetahui bahwa akibat pencemaran bersama-sama dengan penghancuran habitat, mengancam tidak kurang dari 280 jenis binatang menyusui, 350 jenis burung-burung dan 20.000 jenis tumbuh-tumbuhan. Sedangkan kelestarian manusia itu sangat tergantung dari jaringan-jaringan ekologi selanjutnya (ecological network) merupakan satu bagian tak terpisahkan. Kita tidak perlu menghancurkan seluruh ekosistem untuk mendatangkan malapetaka terhadap umat manusia, cukup bila kita meneruskan apa yang kita lakukan sekarang ini yakni menebang hutan, mengeringkan rawa-rawa (reclamating wetland), menyebarkan lebih banyak lagi pestisida, material-material radioaktif, plastik, air selokan dan kotoran industri perairan kita, ke udara, dan tanah lapang sehingga membuat daerah-daerah tersebut tidak dapat lagi dihuni oleh berbagai jenis binatang, darimana daerah ekologi sangat tergantung stabilitasnya.  (M.T. zen; 1980: 110-111).
Selanjutnya, polusi dapat dikategorikan dengan beberapa cara yaitu:
-         Buangan industri adalah produk sampingan dari industri pabrik yang dibuang dari lokasi pabrik, karena tidak ada nilainya lagi atau secara tak sengaja terbuang ke udara. Kalau sumber-sumber energi diubah menjadi listrik digardu-gardu pusat atau tungku pembakaran industri; kalau buangan padat dibakar; kalau minyak bumi disuling dari minyak mentah, terjadilah polusi lingkungan. Meningkatnya kadar karbon dioksida di atmosfer atau karbon klorofluoro di stratosfer merupakan akibat polusi buangan industri.
-         Polusi mesin; mobil, pesawat udara dan system transportasi lainnya merupakan penyebab banyaknya polusi di kota-kota Negara maju dan berkembang. Pengaruh polusi mesin sangat terasa di pusat-pusat kota berpenduduk padat dari Negara-negara berkembang dan bahaya yang ditimbulkan oleh pengaruh tersebut sudah sama dimaklumi. Mobil merupakan penyebab utama polusi, karena mobil mengeluarkan gas-gas kotor dalam jumlah besar. Pada tahun 1970 polutan itu mencapai angka lebih dari 111 juta ton sulfur dioksida, 19,5 juta ton residu hidrokarbon dan 11,7 juta ton nitrogen dioksida dai Amerika Serikat saja.
-         Buangan besar ini merupakan produk akhir dari berbagai proses industri: ampas bijih besi, buangan dari pertambangan batu bara, abu dari stasiun pembangkit tenaga listrik dan buangan-buangan dari pabrik genting, batu bata, keramik, dan buangan-buangan tersebut menimbulkan polusi yang dapat membahayakan kehidupan manusia dan binatang serta merusak lahan pertanian sehingga tidak dapat ditanami lagi.
-         Polusi pertanian, hal ini disebabkan oleh penggunaan pestisida dan produksi makanan ternak yang disimpan digudang-gudang tertutup, yang dipaksakan kedalam siklus kehidupan tanaman dan binatang serta dialirkan ke sumber-sumber mata air. Kandungan DDT, misalnya, sekarang dapat ditemukan di hutan-hutan dan di lautan diseluruh dunia.
-         Polusi panas; produksi akhir dari stasiun-stasiun pembangkit tenaga (energi) ini, semakin menjadi masalah. Pabrik-pabrik yang menggunakan bahan bakar dari fosil mengeluarkan sekitar 15% panas ke udara, sementara pabrik-pabrik yang menggunakan tenaga nuklir mengeluarkan sekitar 70% energi uranium ke lingkungan sekitarnya, yang merupakan buangn panas. Telah dinyatakan bahwa pengeluaran kuantitas buangan panas yang sebesar itu ke udara akan dapat menimbulkan perubahan iklim yang serius. Jika buangan panas tetap seperti sekarang ini, cukup masuk akal kalau tingkat air laut bertambah tinggi, angin topan semakin sering datang dan hujan sering turun.
-         Polutan paling mencolok mata didunia ini pada kenyataannya merupakan produk dari ekonomi konsumerisme: gaun-gaun pengantin dari kertas, kaleng-kaleng cola yang tidak dapat dikembalikan ke penjualnya, talam alumunium yang boleh dibawa pulang setelah selesai makan, sikat gigi yang dirancang untuk sekali pakai dan banyak produk lain yang sejenis. Polusi ini tidak kurang berbahayanya dibandingkan dengan buangan radioaktif jangka panjang.
-         Buangan nuklir, hal ini harus dipikirkan secara khusus karena buangan nuklir tetap aktif dalam jangka waktu lama. Tidak penting benar apakah pemerosesan nuklir itu “bersih atau tidak”, karena itu merupakan satu tahap dalam siklus nuklir yang didalamnya kandungan radioaktif akan terlepas dan mengotori lingkungan sekalipun cara kerja di pabrik itu cukup efisien. Buangan nuklir jangka panjang itu, sampai sekarang masih tersimpan di dalam tangki-tangki khusus dari baja tak berkarat seperti yang ada di Hamford Amerika Serikat dan Windscale Inggris. Tetapi tangki-tangki semacam ini tidak dapat diawasi selamanya. Bahaya kebocoran tangki pun ada, bahkan sebenarnya hal itu pernah terjadi. Gagasan untuk menyingkirkan buangan yang berbahaya ini ke lokasi geologis yang sesuai pun menimbulkan berbagai masalah. Lautan juga tidak mempunyai kemampuan tanpa batas untuk menerima dan melarutkan buangan radioaktif ini. Solusi apapun yang dibuat untuk menyingkirkan buangan radioaktif ini, bahaya-bahaya potensial masih tetap mengancam. (Zianuddin Sardan; 1986: 113-115).
Gambaran tentang bahaya polusi nuklir dapat dilihat dari laporan Atomic Energy Commision (Komisi Energi Atom) Amerika Serikat, yang disingkat dengan nama AEC. Pada tahun 1957 AEC melakukan analisa terhadap suatu kecelakaan yang terjadi pada sebuah pusat tenaga nuklir kecil (berkekuatan 200 megawatt), kira-kira 30 menit dari sebuah kota besar. Hasilnya diterbitkan dalam dokumen yang kini terkenal dengan nama “WASH-740” (kemungkinan-kemungkinan teoritis dan konsekuensi-konsekuensi dari kecelakaan berat dalam pusat tenaga nuklir yang besar), yang terkadang disebut dengan “Laporan Brookhaven”. WASH-740 memperkirakan bahwa kecelakaan seperti itu bisa menelan jiwa 3000 sampai 4000 orang akibat terkena radiasi yang keras, 50.000 orang lagi akan meninggal karena kanker, dan 7 milyar dolar AS kerugian materi.
Suatu daerah seluas 15 mil Negara bagian Maryland bisa terkena kontaminasi dari jatuhan radioaktif dan membuat persediaan air tak bisa dipakai lagi, sementara pertanian perlu diungsikan dengan cepat, dan pemukiman bagi mereka agaknya sulit, karena dimana-mana orang takut terhadap radioaktif yang mungkin sekali terbawa dalam diri para pengungsi tersebut. Kegiatan luar rumah dari sekitar setengah juta orang boleh jadi akan dibatasi demi menjaga agar dosis-dosis radiasinya tetap dalam batas-batas yang bisa diterima. (Paul R. Ehrlich et.al; 1981: 72-73).
Berdasarkan uraian tersebut dimuka, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
-         Bahwa manusia sekuler, yang mengklaim telah membebaskan manusia dari takhayul agama dan dapat memecahkan segala problema kehidupan manusia dengan ilmu pengetahuan dan teknologinya, ternyata belum tahu peran lingkungan hidup bagi kehidupan manusia. Baru pada tahun 1970an mereka mencoba mengerti tentang lingkungan hidup, yang sudah sangat terlambat.
-         Bahwa semua hasil teknologi, yang telah mencapai lebih dari setengah juta macam, tidak pernah diketahui pengaruh negatif bagi semua kehidupan organisme (flora, fauna dan manusia) baik secara sendiri-sendiri maupun dalam kombinasi bersama-sama, sekali hasil teknologi tersebut dilepas / dipakai didalam kehidupan manusia. Padahal, apabila penggunaan hasil-hasil teknologi berjalan terus seperti sekarang ini, maka dalam waktu yang tidak begitu lama akan mengancam kehancuran kehidupan manusia.
Polusi baik di darat, di air, di udara dan suara, sebagai hasil penggunaan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar