Selasa, 17 Mei 2011

dunia tetap meningkat seperti sekarang ini. Walau kita bisa mengharapkan adanya penemuan-penemuan baru dalam bidang pertambangan dan kemajuan-kemajuan baru dalam teknik pertambangan, tetapi hal itu hanya memberikan kepada kita sedikit kelonggaran waktu menjelang timbulnya malapetaka. Bahan-bahan sintetik dan substitusi hanya sedikit menolong kita, karena barang itu pun harus dibuat dari bahan-bahan yang cadangannya semakin hari makin menipis.
Sedangkan pengharapan dapat memanfaatkan sumber energi yang tak terbatas, bukanlah jawaban akhir, karena persoalan terletak pada perbandingan (ratio)logam yang berguna terhadap sampah (waste matter) yang harus dibuang tanpa mengganggu keseimbangan lingkungan hidup. Bahkan sebenarnya adanya energi yang berlimpah-limpah lebih merupakan ancaman daripada memberikan harapan baik, karena penggunaan energi tidak boleh tidak menimbulkan pencemaran. Disamping itu kita harus pula memikirkan kemana membuang panas buangan (waste heat) yang tidak sedikit itu. (Edward Goldmisth, et.al; 1980: 113-114).
Oleh karena itu Team Meadows dari Massachusetts Institute of Technology dalam laporannnya kepada “Club of Rome” menyatakan bahwa planet bumi mempunyai batas-batas tertentu terhadap sumber daya fisik yang menyangkut tanah pertanian maupun kekayaan alam yang tidak dapat diperbaharui (non renewable resources). Untuk itu dianjurkan agar kebijakan diseluruh dunia diarahkan kepada pembekuan proses pertumbuhan dan pertambahan penduduk. Pembekuan termaksud berarti agar dicapai suatu keadaan “zero growth” (tidak ada laju-tumbuh sama sekali) baik mengenai produksi (barang) maupun penduduk. Hanya dengan cara ini planet bumi dapat diamankan untuk kehidupan manusia dimasa yang akan datang.
Teori Team Meadows dilaksanakan menurut metode yang kini dikenal sebagai “system dynamic”, suatu metode yang mempergunakan model dengan pengolahan komputer untuk mempelajari kecenderungan-kecenderungan perkembangan (trends) jangka panjang dalam konstelasi kehidupan kita (dalam global system). Global system dalam artian konstelasi kehidupan yang mengandung berbagai rupa segi yang kait-mengait. Pengaruh timbal-balik diantara lima variabel pokok ditelaah dalam jangkauan waktu yang panjang sekali, yaitu penduduk, pengadaan pangan, sumber daya alam, produksi industri dan pencemaran lingkungan (polusi). Kecendrungan perkembangan selama 70 tahun yang lampau (1900-1970) diambil sebagai dasar dan pangkal tolak untuk perkiraan masa depan. Berdasarkan kecendrungan tersebut diperkirakan akan adanya pertumbuhan terus-menerus secara “eksponensial”, khususnya pertambahan penduduk dan pertumbuhan produksi. Pertumbuhan “eksponensial” berarti bahwa tiap tahun “presentase” pertambahan adalah konstan; akan tetapi ini berarti bahwa pertambahan secara absolut semakin meningkat (oleh karena untuk tiap tahun pangkal tolak bagi pertumbuhan juga menjadi semakin besar). Dengan adanya pertumbuhan “eksponensial” mengenai penduduk dan produksi maka jika kecendrungan perkembangan diantara lima variabel yang dimaksud tadi berlangsung terus seperti sekarang, tidak dapat tiada dunia kita dalam jangka waktu seratus tahun akan mengalami malapetaka kemusnahan”. Satu sama lain akan terjadi sebagai akibat kekurangan pangan untuk penduduk semakin banyak, pencemaran lingkungan yang berlebih-lebihan dan sumber daya alam yang semakin musnah. Pada saat ini pun keadaan sekitar sumber daya alam “lestari” sudah menjadi gawat. Penggunaan hutan sudah sejak lama melampaui tingkat kelestarian yang diperlukan untuk kelangsungan produktifitas. Akibatnya luas hutan dunia menjadi semakin berkurang. Begitu pula mengenai protein yang bersumber pada hayati lautan. Dalam pada itu daya serap bumi mengenai berbagai zat sisa (waste) sudah semakin terbatas. (Soemitro Djojohadikusumo; 1980: 26).
Kritik-kritik yang tidak sependapat dengan teori Team Meadows ini datang dari Science Policy Reasearch Unit (SPRU) Universitas Sunnex dalam bentuk tulisan yang berjudul “Thinking About the Future: A Critique of the Limits To Growth. Dan kritik lainnya: “Towards the Year 2000: A Frame Work  for Speculation”. Lalu W. Leontief mengajukan gagasan yang lain pula dengan tulisannya yang berjudul: “the Future of the World Economy”. (Ziauddin Sardan; 1986: 120-123).
Walaupun banyaknya kritikan terhadap teori Team Meadows, tetapi asumsi dasar dari lima variabel (penduduk, pengadaan pangan, sumber daya alam, produksi industri dan pencemaran lingkungan / polusi) yang diajukan sebagai sebab akan datangnya malapetaka dunia, apabila pertumbuhannya terus menerus seperti sekarang ini, tidak bisa ditambangkan oleh para pengkritiknya. Karena Teori Team Meadows ini adalah satu teori yang dapat dijadikan rekaan untuk menentukan kebijakan nasib planet bumi kita ini.
Berdasarkan uraian dimuka, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
-         Bahwa sumber daya alam, termasuk lahan pertanian di planet bumi ini sangat terbatas.
-         Penggunaan pupuk anorganik dan pestisida dalam usaha intensifikasi pertanian, dalam jangka panjang berakibat tanah menjadi kurus dan merusak lingkungan hidup, khususnya flora dan fauna.
-         Eksploitas sumber daya alam seperti sekarang ini, bukan saja mengkuras sumber daya alam dan pencemaran lingkungan hidup, tetapi juga mengancam planet bumi kita ini dalam jangka waktu seratus tahun mendatang akan mengalami kepunahan.
a.     Manusia telah menghancurkan lingkungan hidupnya
Pengertian lingkungan hidup dapat dirumuskan sebagai berikut; lingkungan hidup meliputi sejumlah kondisi ekstern disekitar organisme, dan manusia merupakan salah satu dari bentuk organisme, dimana kondisi ekstern termaksud mempengaruhi kehidupan dan perkembangan organisme yang bersangkutan. Segala aspek lingkungan hidup dan pengaruhnya terhadap organisme, seperti manusia, semuanya haruslah dipandang sebagai keseluruhan. Kita telah mengetahui bahwa sekelompok organisme, atau sekelompok masyarakat manusia beserta lingkungan hidupnya sebagai kompleks kesatuan yang biasa disebut dengan nama “ekosistem”. Tidak ada suatu kesatuan organisme, baik flora dan fauna maupun manusia, yang dapat berlangsubng hidup atas dirinya sendiri tanpa lingkungan hidup sekitarnya. (Soemitro Djojohadikusumo; 1980: 67-68).
Sedangkan kesadaran mengenai krisis lingkungan hidup biasanya dianggap bermula sejak terbitnya tulisan Rachel Carson, yang berjudul “Silent Spring” pada tahun 1965. tetapi kesadaran secara luas tentang ancaman terhadap lingkungan hidup baru lahir pada awal tahun tujuh puluhan setelah diselenggarakan “Konfrensi Stockholm” mengenai “lingkungan hidup manusia” dengan diterbitkannya “A Blue Print for Survival” dari The Ecologist dan laporan pertama untuk Club of Rome yang berjudul “The Limits To Growth”. (Zianuddin Sardan; 1986: 100).
Kemudian krisis tentang lingkungan hidup dalam bentuk perusakan dan pencemaran dapat dilihat dalam laporan Konfrensi Tingkat Tinggi Bumi (Earth Summit) di Rio de Janeiro, Brazil, pada awal Juni 1992, yang dihadiri oleh seratus kepala negara dan 30.000 peserta yang terdiri atas ahli lingkungan hidup, ekonom sampai budayawan dan seniman. Menurut laporan tersebut dalam kurun waktu dua puluh tahun belakangan ini planet bumi, tempat tinggal umat manusia telah kehilangan hutan dan pepohonan seluas 200.000.000. hektar dan 50.000.000. ton lapisan tanah subur telah lenyap. Danau, sungai bahkan seluruh lautan telah berubah menjadi got raksaksa dan gudang limbah. Dan puluhan species binatang dan tumbuh-tumbuhan yang hidup bersama-sama manusia kini telah punah. Ancaman dari CO2 dan gas beracun lainnya yang dihasilkan dari cerobong-cerobong asap industri di Negara-negara maju, dimana perkapita, tiap kepala menghasilkan CO2 dari energi yang dipakai 10 kali lipat lebih banyak dari Negara-negara berkembang. Kalau buangan gas beracun perkapita di Cina dan India saja setara dengan di Prancis, maka emisi yang melipat seluruh dunia akan melompat mendekati angka 70%. Bila itu terjadi, konon lapisan Ozon penyerap ultra-ungu sinar matahari akan berlubang seluas benua Amerika. (Majalah Tempo, Jakarta, 13 Juni 1992: 52-54).
Lapisan Ozon yang berada didaerah Startosfer, berjarak sekitar 10 sampai 40 km dari kulit bumi, apabila rusak akan sangat berpengaruh terhadap kehidupan manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan serta isi bumi dan lainnya. Radiasi ultra-ungu 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar