Rabu, 18 Mei 2011

yang ditanamkan oleh Kitab Perjanjian Lama (Taurat) maupun Perjanjian Baru (Injil).
Koreksi atas penyelewengan dan kesalahan yang terdapat dalam doktrin agama Kristen dan Yahudi banyak sekali hampir setiap aspek kehidupan dan penghidupan umat Kristen dan Yahudi; seperti antara lain:
1.      Doktrin Trinitas:
Dalam Al Qur’an, surat: Al Maidah: 73: “Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan: bahwasanya Allah salah seorang dari yang tiga; padahal sekali-kali tidak ada Tuhan selain dari Tuhan Yang Maha Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang kafir diantara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih.”
Maulana Muhammad Ali dalam tafsirnya mengomentari sebagai berikut: “Disini diuraikan dengan jelas doktrin agama Kristen yang sangat terkenal, yaitu Trinitas. Hendaklah diingat bahwa nama Siti Maryam tidak pernah dihubungkan dengan doktrin Trinitas. Tetapi oleh golongan Kristen, mengenakan sifat ketuhanan kepada Siti Maryam, karena dianggapnya sebagai “Tuhan Ibu”. Al Qur’an acap kali menyebut Siti Maryam bersama Nabi Isa a.s. sebagai manusia biasa. Jika golongan Yahudi disiksa karena menolak para Nabi, disini golongan Kristen diberi tahu bahwa mereka juga akan disiksa karena keterlaluan mengangkat manusia ke derajat Ke-Tuhanan.” (Maulana Muhammad Ali; 1979: 339-340).
2.      Doktrin Umat yang Istimewa/sebagai Anak Tuhan
Dalam Al Qur’an, surat: Al Maidah: 18: “Orang-orang Yahudi dan Kristen mengatakan: Kami adalah anak-anak Allah dan kekasih-kekasih-Nya. Katakanlah: Maka mengapa Allah menyiksa kamu karena dosa-dosa mu ? (kamu bukanlah anak-anak Allah dan kekasih-kekasih-Nya), tetapi kamu adalah manusia biasa diantara orang-orang yang diciptakan-Nya. Dia mengampuni bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Dan kepunyaan Allah lah kerajaan langit dan bumi, serta apa yang ada diantara keduanya. Dan kepada Allah-lah kembali (segala sesuatu).”
3.      Doktrin Umat yang Selamat (save) dan masuk Syurga.
Dalam Al Qur’an, surat: Al Maidah: 111: “Dan mereka (Yahudi dan Kristen) berkata: sekali-kali tidak akan masuk syurga, kecuali orang-orang Yahudi atau Kristen. Demikianlah itu (hanya) angan-angan kosong belaka. Katakanlah tunjukanlah bukti, jika kamu orang-orang yang benar.”
4.      Umat Yahudi dan Kristen adalah umat yang sering kali melakukan perbuatan yang melewati batas, sehingga kutukan dan laknat Tuhan selalu menimpa mereka.
Dalam Al Qur’an, surat: Al Maidah: 78: “Telah dikutuk orang-orang kafir dari Banu Israel dengan lisan Dawud dan Isa putera Maryam. Yang demikian itu disebabkan mereka durhaka dan selalu melampui batas.”
Sayed Qutb dalam tafsirnya mengomentari ayat ini sebagai berikut: “Demikianlah permulaan sejarah Banu Israel di dalam kekafiran dan kedurhakaan serta kutukan. Para Nabi yang diutus memberi petunjuk dan untuk menyelamatkan mereka itu, tetapi mereka berpaling dari larangan-larangannya, maka mereka dikutuk dan dijauhkan dari petunjuk Allah swt. Allah telah mendengar do’a para Nabi mereka dan ditetapkanlah kemurkaan dan kutukan atas Banu Israel. Mereka orang-orang kafir dari Banu Israel adalah orang-orang yang telah merubah kitab suci mereka, dan mereka tidak berhukum menurut hukum Allah, sebagaimana telah berulang-ulang dijelaskan ditempat-tempat lain di dalam Al Qur’an.” (Sayid Qutb; 1977: 947).
Al Qur’an telah membicarakan tentang masalah umat Yahudi ini di dalam 29 surat, yang terdiri atas 362 ayat. Sedangkan tentang umat Kristen, Al Qur’an telah membicarakan dalam 14 surat, yang terdiri atas 132 ayat.
Selain itu, Al Quran berfungsi untuk membenarkan kitab-kitab suci yang diturunkan terlebih dahulu dan juga untuk mengkoreksi kesalahan-kesalahan isi kitab tersebut, dikarenakan oleh tangan-tangan kotor para penganutnya; sebagaimana tertuang di dalam Al Quran, surat: al Maidah: 48: “Dan Kami telah turunkan kepada mu al Kitab (al Quran) dengan membawa kebenaran, mambenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan bahan ujian terhadap kitab-kitab yang lain. Maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang telah diturunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang”.
Pengertian ayat ini menurut Dewan Penterjemah Al Quran Departemen Agama R.I ialah: “maksudnya: Al Quran adalah ukuran untuk menentukan benar tidaknya ayat-ayat yang diturunkan dalam kitab-kitab yang sebelumnya”. (Al Quran dan terjemahannya, Departemen Agama R.I., Jakarta, tanpa tahun; 168).
Sedangkan Abdullah Yusuf Ali dalam tafsirnya, menerangkan tafsir ayat tersebut dimuka adalah sebagai berikut: “setelah terjadinya penyelewengan dari kitab-kitab terdahulu, maka Al Quran di turunkan dengan dua tujuan utama, yaitu:
a.       untuk membenarkan risalah asli dan benar;
b.      untuk melakukan penujian tentang isi risalah yang menyimpang dan salah.
(Abdullah Yusuf Ali; tanpa tahun, I: 258).

 













I.           SIKAP PERMUSUHAN YAHUDI DAN KRISTEN TERHADAP ISLAM

Didalam Al Quran, surat: al Baqarah: 120: “Orang-orang Yahudi dan Kristen tidak akan senang kepada kamu (umat Islam) sehingga kamu mengikuti agama mereka”. Pengertian ayat ini, menurut Ahmad Musthafa al Maraghy  dalam tafsirnya menyatakan bahwa: orang-orang Yahudi dan Kristen tidak akan senang sampai kapanpun kepada umat Islam, kecuali kamu Muslimin menganut agama mereka”. (Ahmad Musthafa al Maraghy; 1971: 203-204).
Konstatasi Al Quran, surat: Al Baqarah: 120 tersebut, dibenarkan oleh sejarah, sebagaimana diungkapkan oleh tokoh Kristen Eropa Robert E Speer dengan ucapan: “pilihan untuk umat Islam bukanlah Muhammad dan Kristus. Kristus atau hancur dan mati. Islam, penyerahan diri kepada Tuhan, yang sebenarnya adalah menyerah kepada Kristus. Bisa boleh hidup dan merdeka”. (O. Hashem; 1968: 27).
Kemudian, surat-surat seperti al Baqarah, ali Imran, an Nisa, al Maidah, al Anfal, at Taubah, al Haj, al Hadist didalam Al Quran, diturunkan di Madinah setelah Nabi Muhammad hijrah dan mendirikan Negara Islam Madinah pada 622. (Hudhari Beik; 1980: 13).
Oleh karena itu, apabila tokoh-tokoh Kristen Barat seperti Samuel T Huntington, yang menulis dalam bukunya “The Clash of Civilization and The Remarking of Worl Order”, 1996, menyatakan: “secara historis, pertarungan yang paling melelahkan antara peradaban ini terjadi antara Barat melawan Islam. Semenjak abad VII Masehi, tepatnya semenjak kedatangan Islam telah terjadi pertarungan yang terus-menerus antara Barat melawan Islam. Pertarungan tersebut sedikit mereda setelah munculnya Komunisme pada awal abad XX. Tetapi setelah Komunisme hancur, musuh potensial Barat kembali yaitu Islam”. (Media Dakwah, Jakarta, 2002). Maka pertarungan Barat dengan Islam, yang dimulai sejak abad VII, adalah pertarungan Yahudi (Zionisme) dan Kristen (Kristianisme) dengan Islam. Kesimpulan tersebut dimuka dapat dibaca dari tulisan Amous Pierl di surat kabar “The Herald Tribun” pada tangga l8 Oktober 1984, yang antara lain berisi sebagai berikut : “Kematangan rencana sekarang ini sangat jelas, setelah operasi teror lain di Timur Tengah seperti yang terjadi terhadap Kedutaan Besar Amerika Serikat di Beirut, yang dilakukan oleh sekelompok yang menamakan diri dengan nama “Jihad Islam”. Sesungguhnya yang kita lihat adalah lebih besar dibanding dengan minoritas Syi’ah setempat yang terpecah-pecah dan saling berebut kuasa di Libanon Selatan. Akan tetapi pada hakekatnya adalah gejala lain yaitu pergolakan dan peperangan yang disulut oleh orang-orang “Islam fanatik dan primitif” di dunia Islam dan Arab.
Peperangan itu bukanlah Syi’ah, namun “Perang Islam terbuka melawan Barat dan sekaligus perang melawan Kristenisme, Kapitalisme dan Zionisme”.
Perang yang tidak membedakan antara orang kapitalis, komunis, orang Amerika atau Rusia. Hasan Al Banna, orang Mesir adalah bapak spiritual dan peletak dasar “Gerakan Islam”, dialah secara jelas membuat garis tegas, seperti dikatakannya : “Komunisme, Sosialisme dan Kapitalisme berasal dari satu  darah yaitu Kristianisme”.
Perlu kita mengikatkan Amerika Serikat, bagaimana mengambil langkah-langkah yang tepat terhadap pergolakan Islam ini. Pertama, Amerika serikat harus memandang bahwa perang melawan pergolakan (Islam) itu merupakan sasaran utama yang tidak boleh ditunda-tunda dan Amerika Serikat harus mengambil sikap tegas terhadap pergolakan itu dengan beberapa sasaran tertentu, Amerika Serikat ingin memperoleh kesuksesan dan mampu melumpuhkannya.
Pertikaian dengan Uni Sovyet, misalnya telah dimulai sejak tahun 1917 dan akan terus berlangsung tanpa akhir, tetapi Amerika Serikat perlu menyusun kembali skala prioritasnya, guna memungkinkan dapat mengatasi ancaman apapun yang datang secara tiba-tiba, sekalipun dengan jalan yang tampaknya dengan sasaran jangka panjang. Sebagai contoh meskipun Pakistan dan para Pejuang Afganistan merupakan sekutu Amerika Serikat melawan Rusia, namun sebenarnya, Presiden Zhia ul Haq dan para Pejuang Afganistan lebih cenderung kepada tegaknya “kembali basis-basis Islam”.  Maka “bagi Amerika Serikat, dalam janngka pendek, harus menetapkan bahwa perang melawan gerakan-gerakan Islam serta kecenderungan kepada Islam tersebut harus menjadi perhatian penuh dan prioritas utama”, bukan petikaian yang panjang melawan Uni Sovyet. Amerika Serikat secara sendirian, tidak akan mampu melumpuhkan basis-basis dan gelombang-gelombang gerakan Islam, selama basis-basis Islam dan gelombang-gelombang 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar